KTI-SKRIPSI: 38. Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas

38. Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO (2007) dalam Millennium Development Goal (MDG) menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) mempunyai target sebesar 35 per 100.000 kelahiran hidup, target angka tersebut jauh lebih rendah dari Angka Kematian Ibu di Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi dibandingkan AKI di Negara-negara ASEAN. Dimana AKI tahun 2002 sampai AKI tahun 2007 di Negara Indonesia sekitar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab tingginya AKI di Indonesia disebabkan oleh tiga komponen yaitu perdarahan, pre-eklampsi dan eklampsi, dan infeksi.

Data rekapitulasi kegiatan maternal dan perinatal Provinsi Riau di kota
Pekanbaru tahun 2005 terdapat (159 kasus) kematian ibu nifas, 2006 (179 kasus)
kematian ibu nifas dari seluruh Kabupaten yang ada di Riau. AKI di kota
Pekanbaru dari tahun 2006 sampai tahun 2007 mengalami peningkatan yaitu 8 /
100.000 klahiran hidup menjadi 17 / 100.000 kelahiran hidup. Rincian Program
KIA Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bulan Januari sampai bulan Desember
2006 jumlah ibu bersalin meninggal sebanyak 17 orang dari 17 Puskesmas yang
ada di Pekanbaru, AKI yang tertinggi didapatkan di Puskesams Sidomulyo
sebanyak 2 orang. Untuk meningkatkan indikator Indonesia sehat 2010 dimana
100 orang bidan menangani 100.000 orang penduduk atau 1 orang bidan
menangani 100 orang penduduk dalam hal ini diperlukam bidan yang
mempunyai skill dan pengtahuan yang terlatih dan kompeten. Jumlah bidan di
Pekanbaru berjumlah 120 orang(54,89%) dari jumlah bidan di Provinsi Riau
yang berjumlah 414 orang (100%), berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh
peneliti pada tanggal 27 oktober 2008 di Puskesmas Sidomulyo jumlah bidan di
wilayah kerja Puskesmas tersebut berjumlah sekitar 35 orang (Dinas Kesehatan
Provinsi Riau,2007)
Perawatan masa nifas sangat perlu dilakukan karena dalam masa nifas
sering terjadi kematian ibu yang disebabkan oleh gangguan emosi, infeksi dan
perdarahan. Dalam hal ini diperlukan penanganan infeksi pada masa nifas yang
paling efektif dan paling murah adalah upaya pencegahan. Tindakan pencegahan
yang dilakukan adalah tindakan yang mengajarkan ibu nifas untuk
mengendalikan jika terjadi infeksi, pengendalian infeksi yang dilakukan
merupakan pencapaian untuk penyembuhan dan rasa nyaman. ( Helen Varney,
2008, hlm; 1004)
Menururt Wheeler dalam Prawirohardjo (1999) morbiditas dalam minggu
- minggu pertama setelah persalinan biasanya disebabkan oleh endometrosis,
mastitis, dan infeksi, akan tetapi dalam hal ini infeksi nifas masih tetap
bertanggung jawab terhadap persentase signifikan morbiditas puerperium.
Infeksi pada masa nifas dapat terjadi pada pertolongan persalinan yang tidak
mengindahkan syarat sterilisasi, partus lama, dan ketuban pecah dini sehingga
bidan perlu mengenal secara menyeluruh perubahan normal dan abnormal dalam
masa nifas untuk mengkonsultasikan atau berkolaborasi dengan dokter jika
diperlukan.
Sambutan Menteri kesehatan dr. Achmad Sujumi dalam Tietjen, et al.
(2004) mengatakan bahwa infeksi merupakan salah satu penyebab utama
kematian di tempat pelayanan kesehatan. Banyaknya kematian itu dapat dicegah
melalui cara pencegahan yang sederhana dimana di dunia international saat ini
sudah berpedoman pada Universal Precaution Standard sebagai upaya
mengatasi berbagai penyakit infeksi. Namun demikian hal ini masih merupakan
masalah utama karena dalam mengatasi situasi tersebut dibutuhkan tenaga
pelayanan kesehatan yang dapat menunjukan kinerja yang sesuai dengan standar
pelayanan dimanapun mereka bertugas, sehingga dapat menjaga mutu pelayanan
kesehatan.
Untuk mengetahui hubungan karakteristik bidan dengan tingkat
pengetahuan bidan yang bekerja di Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan
Swasta tentang pencegahan infeksi pada masa nifas, berdasarkan uraian diatas
maka peneliti tertarik melakukan penelitian, oleh karena itu penelitian ini perlu
dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana
hubungan karakteristik dan tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan
infeksi pada masa nifas di RB dan BPS wilayah kerja Puskesmas Sidomulyo kota
Pekanbaru.

C. Tujuan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan
karakteristik bidan dengan tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan
infeksi pada masa nifas di Puskesmas Sidomulyo kota Pekanbaru tahun 2008 .
2) Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik bidan.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi
pada masa nifas.
c. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik bidan dengan tingkat
pengetahuan bidan tentang pencegahan infeksi pada masa nifas.

D. Manfaat Penelitian
1) Bagi bidan
Sebagai informasi atau masukan dalam meningkatkan pelayanan khususnya tentang pencegahan infeksi pada masa nifas
2) Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswi yang akan melakukan penelitian berikutnya.
3) Bagi bidang penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang.

Link download KTI lengkap ini
38. Hubungan Karakteristik Bidan dengan Tingkat Pengetahuan Bidan tentang Pencegahan Infeksi Pada Masa Nifas
BAB I
BAB II
BAB III-VI

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...