KTI-SKRIPSI: 15. Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan

15. Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi yang berusia 0-28 hari merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan yang baik dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa kematian ini (Ambarwati., Wulandari. 2009. hlm.2)
Kontak fisik antara ibu dan bayinya melalui aktifitas menyusui mengurangi stress.
Bila bayi yang baru lahir dipisahkan dengan ibunya, maka hormon stres akan
meningkat sampai 50%. Peningkatan hormon stres akan menyebabkan turunya
system kekebalan atau daya tahan tubuh bayi. Sementara itu, jika dilakukan kontak kulit ibu dan bayi, maka hormon sters akan kembali turun, sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stres, serta pernapasan dan detak jantungnya lebih stabil (Prasetyono, 2006, hlm.30)

Angka keberhasilan menyusui khususnya secara ekslusif jelas meningkat di
negara maju, tetapi tampaknya, hal ini belum terjadi di negara berkembang seperti
Indonesia, justru di negara berkembang masyarakat kurang mampu, di daerah
bencana, ASI dapat membuat perbedaan yang bermakna antara tumbuh sehat dan
kurang gizi. Dari hasil penelitian Emond (1990, dlm Roesli Utami, 2006, hlm.27)
mengatakan bahwa bila bayi dibiarkan meyusui sendiri dalam usia 30 - 60 menit, tidak saja akan mempermudah menyusui tetapi juga akan menurunkan 22% angka kematian bayi di bawah 28 hari.
Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 900/ MENKES/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan menyebutkan bahwa semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya para ibu hamil, melahirkan, dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI ekslusif sejak pemeriksaan kehamilan (Prasetyono, 2009, hlm.23).
Pengalaman ibu menyusui yang dikelola dengan baik, maka ibu dapat menyusui lebih berhasil, jika mereka lebih banyak kontak dengan bayi mereka. Menyusui merangsang produksi proklaktin sehingga akan meningkatkan volume dan
merangsang reflek pengeluaran ASI. Kontak yang paling dekat terjadi ketika ibu
menggunakan metode kanguru (kulit ke kulit). Penelitian yang dilakukan oleh Shiau
(1996) yang berpijak pada filosofi kanguru dalam melindungi anaknya. Seperti yang
kita ketahui, kanguru memasukkan anaknya pada kantung yang kontak langsung
dengan tubuh si ibu, setelah dilakukan penelitian ternyata cara ini mampu menekan
kematian bayi ( Shiau, Hwang, 1996. conclusion section, ¶ 1, http://www.mcn.com.
diperoleh tanggal 15 september 2009).
Perawatan kanguru berusaha memberikan kedekatan antara ibu dengan bayi yang baru dilahirkan. Menempatkan bayi langsung kontak kulit ke kulit. Hal ini memastikan fisiologis dan psikologis kehangatan dan ikatan antara ibu dan bayi.
Teknik kangguru ini pertama kali diperkenalkan oleh Neosedgar Rey dan Hector
Martine di Bogota tahun 1978. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Larimer tentang teknik kanguru menunjukkan keuntungan untuk bayi dan orang tua, bayi tidak mengalami apnea dan bradikardi, mengatur suhu tubuh, meningkatkan berat badan dan efektif untuk menyusui (Larimer, K, (1999), ¶ 4, http://www.prematurity.org. diperoleh tanggal 15 september 2009).
Studi multi center dengan randomized control trial dilakukan selama setahun
pada institusi kesehatan level tiga dan RS pendidikan di Addis Ababa (Ethiopia),
Yogyakarta (Indonesia) dan Merida (Meksiko). Tujuan studi ini adalah menilai
kelayakan, penerimaan, efektivitas dan analisa biaya metode kangguru dibandingkan
cara konvensional (ruang hangat dan inkubator). Kejadian hipotermi pada metode
kanguru secara bermakna lebih rendah dibandingkan dengan cara konvensional.
Selain itu pada kelompok metode kanguru menunjukkan pemberian ASI dan
pertambahan berat badan lebih baik, serta rawat inap di RS lebih pendek
dibandingkan kelompok konvensional. Metode kanguru terbukti layak dilakukan dan
lebih hemat dari segi perawatan alat dibanding cara konvensional (PERINASIA,
2003, hlm.3)
Perkumpulan Perinatologi Indonesia (PERINASIA) dan unit penelitian kesehatan FK UNPAD serta DEPKES melakukan studi penerimaan metode kanguru pada wanita pedesaan (Kabupaten OKU, Prop.Sumsel) dan implementasinya (Kabupaten Deli Serdang, Prop. Sumut, dan Kabupaten Maros, Prop. Sulsel), hasilnya dilaporkan bahwa umumnya wanita pedesaan menerima metode kanguru karena dianggap sesuatu yang relatife baru. Ibu yang melakukan metode kanguru berpendapat bahwa metode kanguru menyebabkan bayi lebih tenang, banyak tidur dan menyusui lebih sering. Hampir semua ibu memperoleh dukungan keluarga sewaktu memperaktekkan metode kanguru. Dari hasil studi ini, diperoleh simpulan bahwa metode kanguru layak diterapkan dan umumnya diterima oleh wanita pedesaan untuk merawat bayi secara mudah dan murah. Indonesia sangat pluralistik disarankan untuk melakukan studi serupa agar mengenal istilah lokal dan kebiasaan yang telah ada dimasyrakat untuk membantu sosialisasi metode kanguru dikemudian hari (Suradi, dkk, 1998, dalam PERNASIA, 2003, hal 4)
Survei pendahuluan peneliti pada tanggal 19 oktober 2009 di Rumah Bersalin Khadijah Medan yang dilakukan wawancara pada 2 orang pegawai RB khadijah mengatakan bahwa belum pernah melakukan metode kanguru karena malas dan tidak mengetahui prosedur melakukan metode kanguru.
Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang Efektifitas
metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadijah
Medan.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadijah Medan tahun 2010.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi efektivitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan di RB Khadhijah Medan tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Mengidentifikasi karakteristik responden
b. Mengidentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAK pada bayi cukup bulan setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi
c. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAB pada bayi cukup bulan setelah dilakukan metode kanguru pada kelompok intervensi
d. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAK pada bayi cukup bulan pada kelompok kontrol
e. Mengindentifikasi kecukupan ASI yang dinilai dari frekuensi BAB pada bayi cukup bulan pada kelompok kontrol
f. Membandingkan efekivitas metode kanguru terhadap kecukupan ASI pada bayi cukup bulan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol .

D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Praktik Kebidanan
Hasil penelitian ini merupakan fakta teruji yang dapat dijadikan masukan bagi praktik kebidanan pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan baik di rumah sakit maupun lingkup praktik kebidanan. Teknik kangguru dengan kontak kulit langsung antara ibu dan bayi dapat dijadikan sebagai satu intervensi kebidanan.
2. Penelitian Kebidanan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan atau sumber data bagi peneliti lain yang ingin melakukan peneliti sejenis atau lebih lanjut dengan tema yang sama .

Link download KTI lengkap ini
15. Efektivitas Metode Kanguru terhadap Kecukupan ASI pada Bayi Cukup Bulan
BAB I
BAB II
BAB III-V

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...