KTI-SKRIPSI: 18. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB tidak Memilih Implant Sebagai Alat Kontrasepsi

18. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB tidak Memilih Implant Sebagai Alat Kontrasepsi

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah utama yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP). Secara sederhana dapat disebutkan bahwa penduduk akan terus bertambah selama jumlah kelahiran melebihi dari jumlah yang meninggal ditambah dengan migrasi masuk. (BKKBN, 2004)
Indonesia adalah negara yang berkembang. Sebagai salah satu negara
berkembang Indonesia juga tidak luput dari masalah laju pertumbuhan penduduk.
Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 tercatat jumlah penduduk Indonesia
adalah 178.500.000 jiwa, kemudian pada sensus penduduk tahun 2000 Indonesia memiliki 205.843.000 jiwa dan pada sensus penduduk terakhir tahun 2004 jumlah penduduk Indonesia meningkat menjadi 217.854.000 jiwa. Penyebaran jumlah penduduk tidak merata, penduduk Inonesia banyak berdiam di Pulau Jawa dan Sumatra. (BPS, 2004)
Khusus untuk pulau Sumatera, Riau tercatat sebagai provinsi memiliki
jumlah penduduk terpadat ke empat. Pada tahun 2003 penduduk provinsi Riau
4.413.432 jiwa dan meningkat tajam tahun 2004 menjadi 4. 491.393 jiwa. Ini disebabkan Riau berkembang pesat sebagai provinsi yang memiliki industriindustri dan pabrik-pabrik besar. (BPS, 2004)

Apalagi Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi Riau yang kini berkembang
menjadi pusat bisnis, pendidikan dan budaya sehingga kota pekanbaru memiliki
penduduk terpadat di provinsi Riau dengan jumlah penduduk 666.902 jiwa pada
sensus tahun 2003 dan meningkat menjadi 693.912 jiwa pada sensus tahun 2004.
(BPS, 2004)
Besarnya jumlah penduduk dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya budaya, pendidikan, perkawinan pertama, menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Berdasarkan Visi dari program keluarga berencana (KB) yaitu
mewujudkan keluarga berkualitas pada tahun 2015 yang diwujudkan melalui keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri mempunyai jumlah anak yang ideal, berwawasan, bertanggung jawab, harmonis, bertaqwa kepada Tuhan YME, sedang Misinya adalah pemberdayaan dan pergerakkan masyarakat untuk membangun keluarga kecil berkualitas menggalang kemitraan dalam peningkatan kesejahteraan kemandirian, ketahanan keluarga dan berkualitas perusahaan pelayanan, meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan dalam mewujudkan kesejahteraan dan keadilan gender dalam pelaksanaan program KB Nasional, Mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia potensial sejak pembuahan dalam kandungan sampai usia lanjut. (BKKBN 2002)
KB adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan meggunakan kontrasepsi. Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi, alat atau obat-obatan. Salah satu alat kontrasepsi metode hormonal adalah implant. (Rustam, 1998)
Implant adalah salah satu kontrasepsi yang memiliki tingkat efektifitas
yang cukup tinggi, metode kontrasepsi hormonal degan metode jangka panjang
5 tahun dan bersifat reversible dimana efek perdarahan lebih ringan tidak
menaikkan tekanan darah resiko terjadi kehamilan ektopik lebih kecil
dibandingkan dengan alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) serta efektif
di gunakan pada wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung estrogen. Maka dengan kondisi tersebut seharusnya minat akseptor dengan pilihan alat kontrasepsi ini banyak. (Hanifa, 1999)
Implant adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif; hampir 100% efektif mencegah kehamilan. Penelitian (Silvin, 1988; Darney et al,1990) menunjukkan bahwa pada tahun ke-1 dan ke-2, terjadi sebanyak 0,2 kehamilan per 100 wanita selama tahun pemakaian. Pada tahun ke-3, angka kehamilan pada pemakaian implant adalah 0,9 per 100 wanita selama tahun pemakaian, dan selama tahun ke-4 dan ke-5, angka kehamilan 0,5 dan 1,1 per 100 wanita selama tahun pemakaian. (Everett, 2008) Riset menunjukkan bahwa 80% siklus menstruasi wanita kembali ke normal atau ke pola sebelum uji coba dalam 3 bulan (Edwards dan Moore, 1999) yang menggambarkan reversibilitas implant.
Data yang di peroleh dari dinas kesehatan Pekanbaru tahun 2007,
Pasangan usia subur (PUS) 124.345 dengan jumlah akseptor KB aktif 87.531
orang, dimana akseptor KB yang menggunakan Metode Operatif Pria/Metode
Operatif Wanita berjumlah 2466 orang (2,56%). Implant 4.520 orang (5,16%),
suntik 35.662 orang (40,74%), IUD 14.316 orang (16,36%), pil 26.512 orang 30,29%). Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah akseptor KB implant lebih sedikit dibandingkan dengan alat kontrasepsi suntik, IUD, dan pil.
Bedasarkan data yang diperoleh dari puskesmas melur tahun 2006, peserta
KB aktif berjumlah 1213 orang, yang mana tidak ada akseptor yang memilih
implant sebagai alat kontrasepsi di Puskesmas melur (0%), dan tahun 2007
akseptor KB berjumlah 1036 orang, yang mana pada tahun ini juga tidak ada yang mengunakan implant sebagai alat kontrasepsi (0%) sedangkan fasilitas implant tersedia di puskesmas melur.
Sebagai alat kontrasepsi, mengingat keuntungan yang diperoleh yaitu efek perdarahan lebih ringan dan terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil jika dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain seperti IUD dan KB suntik, angka tersebut sangat bertolak belakang.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang ”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AKSEPTOR KB TIDAK MEMILIH IMPLANT SEBAGAI ALAT
KONTRASEPSI DI PUSKESMAS MELUR PEKANBARU TAHUN 2008”.

1.2 Pertanyaan Penelitian
Apakah faktor- faktor yang mempengarui akseptor KB tidak memilih
implant sebagai alat kontrasepsi di puskesmas Melur Kecamatan Sukajadi
tahun 2008.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Akseptor KB tidak memilih KB implant sebagai alat kontrasepsi di wilayah puskesmas melur.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi usia
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi pendidikkan
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih Implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi Ekonomi
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor KB tidak memilih Implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi pengetahuan
e. Untuk mengetahui faktor-faktor yan mempengaruhi akseptor KB tidak memilih implant sebagai alat kontrasepsi ditinjau dari segi sosial budaya

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Akseptor KB
Sebagai sumber informasi akseptor KB tentang alat kontrasepsi implant serta dapat menambah minat akseptor terhadap KB implant.
1.4.2 Bagi Puskesmas Melur Pekanbaru
Hasil penelitian yang akan dilakukan diharapkan menjadi bahan bacaan bagi puskesmas sehingga mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor tidak memilih implant.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan yang akan melakukan penelitian berikutnya.
1.4.4 Bagi Bidang Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi panduan atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang demi.

Link download KTI lengkap ini
18. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akseptor KB tidak Memilih Implant Sebagai Alat Kontrasepsi
BAB I
BAB II
BAB III-VI

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...