KTI-SKRIPSI: 24. Faktor- Faktor yang Berhubungan dalam Melakukan Hubungan Seks pada Ibu Hamil

24. Faktor- Faktor yang Berhubungan dalam Melakukan Hubungan Seks pada Ibu Hamil

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan
perempuan. Suatu peristiwa yang dimulai sejak terjadinya konsepsi sampai
keluarnya hasil konsepsi dari dalam rahim. Kehamilan membawa perubahan
terhadap kondisi fisik dan psikis perempuan yang bersangkutan. Perubahan-
perubahan tersebut menuntut adanya adaptasi dari istri dan orang-orang terdekatnya,
sebab tidak hanya istri, mereka umumnya juga merasakan dampak dari perubahan
selama kehamilan tersebut, khususnya suami (Saifuddin, 2002, hlm. 89).
Perubahan fisik yang paling mudah diidentifikasi dari ibu hamil adalah membesarnya ukuran uterus seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Pembesaran uterus ini mengakibatkan pembesaran abdomen yang pada gilirannya akan mempengaruhi aktifitas ibu hamil sehari-hari, termasuk hubungan seksnya. Ibu hamil mungkin merasa lekas lelah, pusing, mual, muntah atau nyeri pada payudara sehingga libidonya menurun. Begitu pula dengan psikis ibu yang berubah-rubah karena pengaruh dari kehamilannya (Saifuddin, 2002, hlm. 327).

Kebanyakan wanita malu menanyakan masalah seks selama masa kehamilan
(pranatal). Seks merupakan aspek yang sangat penting diperhatikan dalam kehidupan
berumah tangga dan banyak pasangan yang berselisih pendapat tentang seks selama
hamil. Pasangan pria biasanya merasa takut mencelakai bayi yang dikandung
istrinya, sedangkan pasangan wanita merasakan bahwa seks merupakan pengacau
diantara dirinya dengan bayi yang dikandungnya. Sebaliknya, kebanyakan wanita
menginginkan lebih disayangi selama hamil untuk mengatasi perasaannya tentang
keadaan buruk yang sedang dialaminya. Sedangkan pria mengakui bahwa gairah
mereka menurun ketika istrinya sedang dalam keadaan hamil trimester ke-tiga.
Sedangkan sebagian lain menginginkan lebih protektif dan ingin mengadakan
hubungan seks tapi takut untuk melakukannya (Vatsyayana, 2008, hlm. 45).
Banyak wanita yang mengalami masa kehamilan tanpa perubahan yang jelas
pada gairah atau keinginan seksual. Beberapa wanita memang mengalami variasi
yang sangat berbeda dalam keinginan seksual. Faktor emosi merupakan faktor yang
paling berpengaruh dalam perubahan ini. Hormon merupakan penyebab tidak
langsung ia hanya menciptakan gejala fisik yang membuat wanita secara seksual
menjadi apatis. Sebaliknya, ada juga wanita yang justru meningkat keinginan seksual
selama hamil. Hal ini mungkin disebabkan oleh hilangnya kecemasan tentang
keinginan untuk hamil atau keinginan untuk tidak hamil. Dan ada wanita yang tetap
aktif dalam hubungan seksual sampai waktu hampir melahirkan. Bahkan ada
beberapa wanita yang gairah seksualnya meningkat tinggi (Naek, 2000, ¶ 2,
Hubungan Seks di Masa Hamil, Mengapa Tidak?. http://www.infoibu.com, diperoleh tanggal 29 September 2009).
Menurut Eisenberg (2006, hlm. 309) beberapa pasangan akan mengalami
penurunan kenikmatan dan gairah seksual 21% yang tidak mengalami kenikmatan
sebelum kehamilan. Persentasi wanita yang tidak mengalami kenikmatan seksual ini
meningkat menjadi 41% pada minggu ke-12 dari kehamilan, dan meningkat lagi
menjadi 59% memasuki bulan kehamilan. Demikian pula pada minggu ke-12
kehamilan, kira-kira satu dari 10 pasangan sama sekali tidak melakukan hubungan
seksual, memasuki bulan kesembilan sepertiganya menjadi pantang seksual. Tetapi
ada juga wanita yang dapat melakukan hubungan seksual selama kehamilan tanpa ada masalah.
Sebenarnya berhubungan seks pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak
ada masalah tapi pada kasus-kasus kehamilan tertentu, ibu hamil dilarang atau harus
membatasi untuk melakukan hubungan seksual selama kehamilan. Kasus-kasus
kehamilan tersebut antara lain : riwayat kelahiran premature, ancaman keguguran,
keluar cairan dari vagina yang tidak diketahui penyebabnya, penyakit menular
seksual, plasenta previa, dilatasi pelebaran servik dan lain-lain (Kissanti, 2009, hlm.
94).
Menurut Pangkahila (2008), dalam penelitiannya untuk mengetahui pengaruh
kehamilan terhadap dorongan seksual. Bagi sebagian wanita, kehamilan justru
meningkatkan dorongan seksual, tetapi bagi sebagian lain tidak berpengaruh.
Sementara bagi wanita yang lain, kehamilan justru menekan atau menurunkan
dorongan seksual. Perbedaan pengaruh terhadap dorongan seksual ini ditentukan
oleh sejauh mana perubahan fisik dan psikis yang terjadi selama kehamilan
berpengaruh terhadap kesehatan dan fungsi seksual wanita yang hamil tersebut.
Selain itu mitos tentang seks dalam kehamilan yang beredar luas di masyarakat,
dianggap sebagai suatu kebenaran. Karena dianggap benar, maka perilaku seksual
juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu, dan
juga dipengaruhi oleh sikap dan perilaku seksual suaminya. Karena terdapat
perbedaan dorongan seksual, maka terjadi perbedaan dalam perilaku seksual wanita
hamil dan pasangannya (Mitos Seks pun melingkupi Kehamilan.
(http://www.kompas.com, diperoleh tanggal 5 Oktober 2009).
Pada trisemester pertama biasanya gairah seks wanita hamil menurun karena
mengalami mual, muntah, dan kelelahan yang akan mempengaruhi hasrat mereka
untuk berhubungan seksual. Memasuki trisemester kedua situasi dengan normal.
Wanita hamil juga lebih mudah terangsang dan lebih responsif secara seksual. Pada
trimester ketiga, ketidaknyaman fisik bisanya meningkat kembali (Mariana, 2008, ¶
3, Aktivitas Seks Saat hamil. http://www.compas.com, diperoleh tanggal 10 Oktober
2009).
Untuk menangani masalah tersebut bisa diatasi dengan pemilihan posisi yang
nyaman dalam melakukan hubungan seksual. seperti posisi wanita diatas dan posisi
duduk dapat menjadi pilihan pasangan sehingga wanita dapat mengontrol kedalaman
penetrasi. Sementara bagi perempuan yang lain, kehamilan justru menekan atau
menurunkan dorongan seksual. Sementara itu, seks ketika hamil dipengaruhi oleh
beberapa hal yang berbeda-beda. Hal-hal yang mempengaruhi aktivitas seksual
seseorang ketika sedang hamil, yaitu: kepercayaan atau mitos yang dianut ibu hamil
tentang seks, kondisi fisik dan kondisi emosional atau psikologis pada saat
kehamilan (Mariana, 2008, ¶ 2, Aktivitas Seks Saat hamil, http://www.infoibu.com,
diperoleh tanggal 10 Oktober 2009).
Berdasarkan survei pendahuluan yang peneliti lakukan di klinik bersalin
Mariani Medan, empat dari 10 ibu hamil mengalami penurunan dalam melakukan
hubungan seksual, tiga diantaranya tidak terjadi perubahan dan tiga ibu hamil lagi
justru mengalami peningkatan hubungan seksual. Ibu hamil yang mengalami
penurunan seksual mengatakan bahwa akibat perubahan fisik selama kehamilan
mereka merasa tidak nyaman melakukan hubungan seks dan mereka juga takut
terjadi keguguran dan menyakiti janin bila melakukan hubungan seksual.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dalam melakukan hubungan seks pada ibu hamil di Klinik Bersalin Mariani Medan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalah ibu hamil dalam melakukan hubungan seksual banyak dipengaruhi oeh beberapa faktor di antaranya yaitu kondisi fisik, psikologis, dan mitos maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dalam melakukan hubungan seks di Klinik Bersalin Mariani Medan tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dalam melakukan
hubungan seks pada ibu hamil di Klinik Bersalin Mariani Medan tahun 2010.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui kondisi fisik ibu hamil dalam melakukan hubungan seks di
Klinik Bersalin Mariani Medan tahun 2010.
b. Mengetahui psikologis ibu hamil dalam melakukan hubungan seks di Klinik
Bersalin Mariani Medan tahun 2010.
c. Mengetahui mitos yang dianut ibu hamil dalam melakukan hubungan seks di
Klinik Bersalin Mariani Medan tahun 2010.
d. Mengetahui hubungan kondisi fisik ibu hamil, psikologis ibu hamil, dan
mitos yang dianut ibu hamil dalam melakukan hubungan seks di Klinik
Bersalin Mariani Medan tahun 2010.

4. Manfaat Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah bahan kepustakaan, sehingga dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan mahasiswa D IV kebidanan dalam hal faktor-faktor yang berhubungan dalam melakukan hubungan seks selama hamil.
b. Pendidikan Kebidanan
Sebagai informasi bagi pendidikan kebidanan khususnya ibu hamil tentang faktor-faktor berhubungan seks selama kehamilan.
c. Bagi Ibu hamil
Mendapatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dalam melakukan hubungan seks.
d. Bagi Peneliti
Menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesional dan mendapatkan kesempatan untuk ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan serta dapat membandingkan teoriteori dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Link download KTI lengkap ini
24. Faktor- Faktor yang Berhubungan dalam Melakukan Hubungan Seks pada Ibu Hamil
BAB I
BAB II
BAB III-V

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...