KTI-SKRIPSI: 04.PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS YANG DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT) DENGAN YANG TIDAK DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT)

04.PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS YANG DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT) DENGAN YANG TIDAK DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Trauma perineum merupakan hal yang wajar terjadi dalam proses persalinan normal. Bila kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai membuka, perineum mulai teregang sedikit demi sedikit sampai seluruh badan bayi lahir. Tubuh janin yang terlalu besar dan cara meneran yang salah menyebabkan perineum teregang sangat kuat sehingga menyebabkan jaringan perineum mengalami robekan. Proses kelahiran yang berlangsung sangat cepat mengakibatkan perineum meregang terlalu cepat sehingga robekan tidak dapat terhindarkan. Selain itu, tindakan episiotomi yang biasanya dilakukan pada primigravida atau wanita dengan perineum yang kaku juga bisa menyebabkan perineum mengalami trauma.

Proses penyembuhan merupakan reaksi dari jaringan untuk memulihkan diri dan segera melakukan fungsinya kembali. Potter (2006) menjelaskan bahwa sifat penyembuhan pada semua luka sama, dengan variasi bergantung pada lokasi, keparahan dan luasnya cedera. Sedangkan untuk mencapai tahap kesembuhan ada beberapa fase yang harus dilewati yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan maturasi. Kesemua tahap tersebut harus dilewati dengan sempurna, dengan rentang waktu yang relatif berbeda tegantung dari berbagai hal.
Kecepatan penyembuhan luka dapat dihambat oleh oleh faktor-faktor antara lain usia, malnutrisi, obesitas, gangguan oksigenasi, merokok, obat-obatan, diabetes, radiasi dan stress luka. Obat anti inflamasi seperti NSAIDs dapat memperlambat penyembuhan luka. (Potter, 2006) Masuknya mikroba patogen pada di daerah luka dapat menimbulkan infeksi juga bisa menghambat proses penyembuhan. Oleh karenanya, pemberian antibiotik selalu dilakukan sebagai profilaksis terhadap infeksi.
Ketika jaringan mengalami cedera, nyeri merupakan reaksi fisiologis yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi obat anti nyeri. NSAIDs umumya menghilangkan nyeri ringan dan sedang. Kebanyakan NSAIDs bekerja pada reseptor syaraf nyeri perifer untuk mengurangi transmisi dan respon stimulus nyeri. (Potter, 2006) Asam mefenamat (mefenamic acid) merupakan NSAIDs derivat anthranilat (=o-aminobenzoat) ini (1956) memiliki daya antiradang sedang, kira-kira 50% dari khasiat fenilbutazon. Plasma t1/2-nya 2-4 jam. (Tsay & Rahardja, 2005).
Gangguan yang sering muncul seperti mual, muntah,nyeri lambung, gastritis serta hiperkalemia merupakan efek samping dari sebagian besar NSAIDs yang mempunyai mekanisme kerja menghambat COX-2 (peradangan) tapi tidak menghambat COX-1 (perlindungan mukosa lambung). Masa perdarahan dapat diperpanjang yang disebabkan oleh kerja NSAIDs yang menghambat fungsi trombosit (Tsay & Rahardja, 2005). Masuknya NSAIDs ke dalam ASI mengharuskan penggunaannya harus hati-hati pada masa laktasi. Akan tetapi, sampai saat ini belum ada laporan tentang efek teratogeniknya pada bayi.
Achmadi, dkk (2004) menyimpulkan bahwa pada 10 rumah sakit besar di Jawa menggunakan asam mefenamat untuk ibu post partum dengan luka jahitan dikerampangnya meskipun ditengarai NSAIDs akan memperlambat proliferasi jaringan (Dinkes, 2004). Di BPS wilayah Kabupaten Malang, ada yang menggunakan asam mefenamat sebagai terapi untuk ibu post partum selain antibiotik.Ada juga yang tidak menggunakan asam mefenamat, tapi tetap mengunakan antibiotik sebagai profilaksis infeksi.
Dari uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian tentang Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Nifas yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat) dengan yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat) di BPS Wilayah Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah
Adakah efek NSAIDs (Asam Mefenamat) terhadap kecepatan penyembuha luka perineum pada ibu nifas?
Mengapa luka perineum yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat) lebih lama sembuh daripada yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)?

1.3 Hipotesis Penelitian
Luka perineum pada ibu nifas yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)lebih lama sembuh daripada yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)


1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka perineum
pada ibu nifas yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat) dengan yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)
1.4.2 Tujuan khusus
1.4.2.1 Mengidentifikasi kecepatan penyembuhan luka perineum yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)
1.4.2.2 Mengidentifikasi kecepatan penyembuhan luka perineum yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)
1.4.2.3 Menganalisis perbedaan kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat) dengan yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi peneliti
Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan di dalam mempelajari perbedaan kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas yang diberi NSAIDs (Asam Mefenamat ) dengan yang tidak diberi NSAIDs (Asam Mefenamat)
1.5.2 Bagi profesi
Memberikan masukan pada profesi dalam hal pemberian terapi penyembuhan luka perineum.
1.5.3 Bagi masyarakat
Sebagai sumber informasi bagi masyarakat tentang kegunaan atau manfaat obat anti nyeri.

Link download KTI lengkap ini
04.PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS YANG DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT) DENGAN YANG TIDAK DIBERI NSAIDs (ASAM MEFENAMAT)
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV-V

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...