KTI-SKRIPSI: 13.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Pondok Tentang Penyakit Skabies

13.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Pondok Tentang Penyakit Skabies

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Scabies merupakan salah satu dari sekian contoh penyakit kulit yang menular, distribusi dan data epidemologi, penyakit ini tersebar diseluruh dunia terutama di daerah yang padat penduduknya dan rendah tingkat kesadaran kebersihannya. Banyak orang yang sering mengabaikan kebersihan diri, tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya, meskipun orang-orang tersebut mengetahui jika bersih itu sehat. Penyakit scabies jumlahnya cukup banyak jika tidak ditanggulangi secara dini maka dapat menular keanggota keluarga yang lain. (Dr. Soedarto DTM. H, PhD, 1999 : 137).

Insiden scabies di Indonesia pada tahun 2005 masih cukup tinggi terutama di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menyerang ratusan warga Desa Robo Kecamatan Wae Ri’i. Dalam penelitian yang dilakukan Ma’rufi Isa di dua belas Pondok Pesantren Kabupaten Lamongan, Jawa Timur menemukan insiden penderita scabies selama Bulan Oktober 2003 – juni 2004, dengan prevalensi 64,2 dari populasi 59.650 santri (Siwono, 2005)
Dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan secara wawancara dan observasi pada Pondok Pesantren Putra Al-Falah Ploso-Mojo-Kediri banyak santri pernah ada dan sedang mengalami penyakit kulit (scabies). Data populasi santri tahun 2005-2006 sebanyak 3000 santri. Santri yang mengalami penyakit scabies tahun 2006 sebanyak 553 santri (Data Poliklinik Ponpes, 2006).
Tinggal bersama dengan sekelompok orang seperti di pesantren memang beresiko mudah tertular berbagai penyakit, khususnya penyakit kulit scabies. Penularan terjadi bila kebersihan pribadi dan lingkungan tidak terjaga dengan baik. Faktanya sebagian pesantren tumbuh dalam lingkungan yang kumuh, tempat mandi dan WC yang kotor, lingkungan yang lembab dan sanitasi yang kurang. Ditambah lagi dengan perilaku tidak sehat seperti menggantung pakaian dikamar, saling bertukar pakaian, handuk dan perlengkapan pribadi (Admin ; 2005).
Dari kenyataan tersebut tim kesehatan khususnya keperawatan mempunyai tugas dalam menekan angka tersebut yang berhubungan dengan tugas perawat dalam hal promotif dan preventif. Untuk mempermudah dalam pelaksanaan tugas tersebut disarankan agar pihak pondok lebih memperhatikan lagi faktor-faktor perawatan dan perbaikan sanitasi lingkungan seperti sarana penyediaan air bersih, sanitasi kamar mandi, serta sanitasi kamar tidur. Mengatur kembali jumlah santri perkamar tidur agar tidak terlalu padat. Mengadakan penyuluhan dan pelatihan mengenai sanitasi lingkungan, higine perorangan, serta perilaku sehat (Ma’rufi, ISA, 2005).
Penyakit ini sering ‘dinyatakan’ sebagai penyakit langganan anak pesantren. Ironisnya, fakta dan kebiasaan tersebut sangat bertolak belakang dengan prinsip kebersihan yang dijunjung tinggi dalam ajaran agama Islam. Seperti, ajaran Islam tentang najis, aturan untuk bersuci, bahkan Rosulullah SAW pun menegasakan bahwasanya “kebersihan adalah sebagian dari iman“. Atas dasar hal diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dangan judul Pengaruh Perilaku Kesehatan Santri Terhadap Penyakit Kulit (Scabies) Di Kelas Tiga Ibtida’iyah Pondok Pesantren Putra Al-Falah Ploso-Mojo-Kediri.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam latar belakang diatas, rumusan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Adakah Hubuungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Pondok Tentang Penyakit Skabies di Pondok Pesantren Baitul Karim Malang”.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adakah hubungan pengetahuan dan sikap remaja pondok tentang penyakit skabies di Pondok Pesantren Baitul Karim Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi perilaku kesehatan santri di kelas tiga Ibtida’iyah Pondok Pesantren Putra Al-Falah Ploso-Mojo-Kediri.
1.3.2.2 Mengidentifikasi penyakit kulit (scabies) di kelas tiga Ibtida’iyah Pondok Pesantren Putra Al-Falah Ploso-Mojo-Kediri.
1.3.2.3 Mengidentifikasi pengaruh perilaku kesehatan santri dengan penyakit kulit (scabies) di kelas tiga Ibtida’iyah Pondok Pesantren Putra Al-Falah Ploso-Mojo-Kediri.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Penderita Scabies
1. Menjadikan bahan informasi pada penderita scabies maupun yang tidak terkena scabies (sehat).
2. Dapat menjaga dan meningkatkan perilaku kesehatan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan.
1.4.2 Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan mutu pelayanan dengan memperlakukan klien secara komperhensif (bio-psiko-sosio-spiritual khususnya penyakit kulit/scabies).
1.4.3 Masyarakat
Memberi motivasi pada masyarakat agar mampu melakukan tindakan preventif terhadap penyakit scabies.
1.4.4 Lembaga Pondok Pesantren
Dengan mengetahui hasil dari penelitian ini diharapkan lembaga Pondok pesantren mampu memberikan lingkungan yang sehat dan mampu membina santrinya untuk berperilaku sehat, untuk mencegah timbulnya penyakit scabies, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan.

1.5 Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini dibatasi yaitu Pengaruh Perilaku Kesehatan Santri Terhadap Penyakit Kulit (Scabies) Di Kelas Tiga Ibtida’iyah Pondok Pesantren putra Al-Falah Ploso – Mojo- Kediri.

Link download KTI lengkap ini
13.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Pondok Tentang Penyakit Skabies
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...