KTI-SKRIPSI: 31.gambaran peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah

31.gambaran peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan sosial adalah proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi ; meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial anak sangat diperlukan karena anak merupakan manusia yang tumbuh berkembang dan hidup di tengah masyarakat.

Masa anak-anak merupakan awal kehidupan sosial yang berpengaruh bagi anak, dimana anak akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktifitas sosial. Apabila pada masa anak-anak mampu menyesuaikan sosial dengan baik, anak akan mudah diterima sebagai anggota kelompok sosial dimana mereka mengembangkan diri. (Yusuf, 2007)
Anak membutuhkan orang lain yang akan membantu perkembangan keseluruhan dirinya, sekalipun anak juga tergantung pada fase perkembangannya. Artinya, ada fase dimana anak tergantung sepenuhnya pada orang lain, misalnya bayi yang baru lahir. Orang tualah yang pertama dan paling bertanggung jawab memperkembangkan keseluruhan eksistensi anak (Habibi, 2004). Peran orang tua dalam mengembangkan keterampilan sosial anak dapat berupa menegakkan kedisiplinan, mengajarkan empati, mengajarkan kemandirian anak, mengembangkan konsep diri, dan mengajarkan sosialisasi. Selain itu guru mempunyai peran yang penting seteah orang tua. Peran guru terhadap anak usia sekolah dapat memotivasi keberanian dan kepercayaan diri anak usia sekolah. Pentingnya peran guru dalam mengembangkan perilaku sosial anak saat suasana belajar. Dimana guru memberikan contoh yang baik dan arahan yang tepat bagi perkembangan kecerdasan sosial anak usia sekolah (Fikri, 2008).
Hubungan anak dengan anggota keluraga menjadi landasan sikap anak terhadap orang lain, benda dan kehidupan secara umum. Dalam hal ini orang tua perlu memperhatikan penyesuaian diri dan sosial anak yang akan meninggalkan ciri pada cara pandang dan konsep diri anak selanjutnya (Hurlock, 1998:125). Demikian pula halnya dengan keterampilan sosial, pelajaran pertama diperoleh anak dari keluarga. Keluarga merupakan primary group bagi anak yang pertama-tama mendidiknya dan merupakan lingkungan sosial pertama dimana anak berkembang sebagai mahluk sosial. Di dalam keluarga anak akan memperoleh bekal yang memungkinkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik kelak (Langgulung, 1997:67).
Kebiasaan-kebiasaan dan keterampilan-keterampilan yang dipelajari dan dikembangkan pertama-tama dalam lingkungan keluarga, dan yang utama dengan bimbingan dan arahan dari orang tua menjadi landasan bagi anak untuk melakukan penyesuaian dengan orang lain di luar lingkungan keluarganya, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa lainnya. Menurut Hurlock (1998:125) bahwa salah satu hasil penting yang harus dimiliki seorang anak ketika akan memasuki usia sekolah adalah kematangan sosial, tidak saja meliputi kecerdasan dan terampilan motorik tetapi juga hal lain seperti dapat menerima tokoh diluar orangtuanya, kesadaran akan tugas, patuh pada peraturan dan dapat mengendalikan emosi-emosinya serta anak dapat menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara dan perilaku, sehingga usia ini disebut juga usia menyesuaikan diri.
Hal-hal tersebut di atas dikembangkan anak dengan landasan apa yang telah diperoleh dalam keluarga artinya bahwa kebiasaan-kebiasaan atau keterampilan-keterampilan yang diterapkan dalam keluarga akan menjadi landasan bagaimana anak menyikapi lingkungannya. Dengan demikian kebiasan-kebiasaan atau keterampilan-keterampilan tersebut setidaknya perlu dimiliki seorang anak untuk menghadapi kehidupan diluar keluarganya, sehingga anak akan dapat melakukan interaksi dengan rasa bahagia tanpa tekanan karena anak merasa dirinya telah mampu untuk berprilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya (Habibi, 2004).
Peran orang tua dalam perkembangan keterampilan bergaul anak memang memberi kepercayaan anak dan kesempatan sehingga anak bisa berkembang menjadi makhluk sosial sehat dan bertanggung jawab. Namun di saat sekarang ini tidak sedikit orang tua yang mengejar kepentingan mereka sendiri dengan dalih untuk kesejahteraan anak, sehingga peran mereka sebagai orang tua yaitu “mendidik dan mengasuh anak” terlalaikan. Dengan demikian kebutuhan anak yang berupa kebutuhan fisik dapat terpenuhi tetapi bagaimana dengan kebutuhan psikologis dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang nantinya sangat menentukan perkembangan anak kearah kedewasaan yang mantap dan menyeluruh (Habibi, 2004).
Hasil dari studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti di TK Al-Muttaqin Kebobang Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang pada bulan September 2008, diketahui terdapat 28 siswa. Selanjutnya melalui wawancara dengan 5 orang tua yang mengantar, diketahui bahwa 4 orang tua masih memandikan anaknya baik pagi maupun sore hari, 3 orang tua masih memakaikan baju atau pakaian bagi anak-anaknya, 1 orang tua membelikan makanan ringan di sekolah, anak tidak dibiarkan membeli dan memilih sendiri makanannya, dan 1 orang tua melarang anaknya bermain dengan anak lain yang menurutnya nakal.
Bila diamati lebih mendalam apa yang telah dilakukan oleh orang tua tersebut di atas menunjukkan bahwa dalam menjalankan perannya, orang tua kurang mendukung kemandirian anak dalam menolong diri sendiri, belum mengarahkan anak untuk mengatur diri, dan kurang mendukung anak dalam berinteraksi dengan teman-temanya. Data ini menunjukkan bahwa peran orang tua dalam membantu perkembangan sosial anak-anaknya masih belum tepat. Namun data ini masih terlalu sederhana untuk dijadikan sebagai sebuah kesimpulan. Dalam interaksi sosial dengan orang tua yang wajar anak memperoleh bekal yang memungkinkannya menjadi anggota masyarakat yang baik. Sedangkan apabila hubungannya dengan orang tua kurang baik disebabkan oleh orang tua kurang dapat memainkan perannya sebagai orang tua dengan baik dan tepat, maka besar kemungkinan interaksi sosial yang akan dibangun oleh anak akan berlangsung kurang baik pula. Dampak yang terjadi pada anak apabila perkembangan sosialnya kurang berupa gangguan perkembangan sosial dan mental seperti lambat dalam komunikasi dan bahasa, perilaku sosial mengurus diri sendiri, perhatian dan keinginan, bermain, intelegensia dan belajar (Gerungan, 1999:87).
Menjalankan peran orang tua dalam membantu kematangan sosial anak dengan baik bukanlah hal yang mudah. Untuk itu diperlukan suatu upaya belajar secara terus-menerus dengan tetap mendapatkan bimbingan fasilitatif dari berbagai pihak, terutama para pemerhati tumbuh kembang anak dan kesejahteraan keluarga. Melalui upaya ini diharapkan peran orantua menjadi lebih terarah dan optimal, bagaimana orang tua dapat memberikan didikan, bimbingan, pengasuhan dan arahan pada anak dalam perkembangannya mencapai suatu kematangan sosial untuk bekalnya menghadapi kehidupan yang lebih luas, komplek dan beragam.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah di TK Al-Muttaqin Desa Kebobang Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah di TK Al-Muttaqin Desa Kebobang Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah di TK Al-Muttaqin Desa Kebobang Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.





1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Lahan Penelitian (Taman Kanak-kanak)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mendukung perkembangan sosial anak didik yang diintegrasikan dalam mata pelajaran atau kurikulum di Taman Kanak-kanak.
1.4.2 Bagi Peneliti dan Penelitian Selanjutnya.
Memberikan pengetahuan dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta dapat mengetahui peran orang tua dalam perkembangan sosial anak. Di samping itu penelitian ini dapat menjadi informasi dasar untuk melakukan penelitian tentang hubungan peran maupun pola asuh orang tua terhadap perkembangan sosial anak.
1.4.3 Bagi Orang Tua Murid
Memberi masukan pemikiran peran yang tepat pada orang tua dalam membantu perkembangan sosial anak, sehingga anak dapat berkembang menjadi pribadi yang berdisiplin dan mempunyai kematangan sosial.
1.5 Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya pada aspek peran orang tua dalam mendukung anak usia prasekolah dalam menolong diri sendiri, mengarahkan diri sendiri dan sosialisasi di TK Al-Muttaqin Desa Kebobang Kecamatan Wonosari Kabupaten Malang.


Link download artikel lengkap ini
31.gambaran peran orang tua pada perkembangan sosial anak usia prasekolah

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...