KTI-SKRIPSI: 38.gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan (hospitalisasi) di ruang anak

38.gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan (hospitalisasi) di ruang anak

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
Anak akan selalu merasa aman jika di bawah lindungan orang tuanya terutama ibu, karena dialah yang memberikan/memenuhi kebutuhanya secara lahir dan batin. Oleh karena itu, jika anak dirawat di rumah sakit seorang perawat yang merawatnya diharapkan dapat berperan sebagai pengganti ibunya (substitute mother) yang dapat memberikan rasa aman pada anak. Untuk itu seorang perawat yang bekerja di bangsal anak diharapkan mempunyai rasa kasih sayang pada anak, ramah, lembut, dapat membujuk dan mengetahui sifat-sifat anak. Pada suatu saat perawat berperan sebagai teman bermain, tetapi yang penting menguasai ilmu keperawatan dan memahami penyakit anak, agar dapat memberikan perawatan yang memadai (Ngastiyah, 1997).

Idealnya anak sakit seharusnya dirawat di rumah dengan keluarganya. Namun kadang-kadang keluarga tidak dapat mengantarnya karena hambatan lingkungan, sosial, atau karena keadaan anak terlalu parah untuk dirawat di rumah. Seorang ibu sering kali merasa gagal dalam perawatanya bilamana anak membutuhkan perawatan di rumah sakit dan cukup sulit bagi mereka maupun petugas kesehatan untuk mengunjungi. Pada kesempatan lain, penyembuhan besar sekali dirasakan saat perawatan dan tindakan medis segera diberikan. Ibu jangan dipisahkan dari anak-anak mereka dan prinsip ini seharusnya diingat pada segala aspek perawatan dan pengobatan (Novitasari, 1993).
Ibu adalah segalanya, dialah penghibur di dalam kesedihan, pemberi harapan di dalam penderitaan, dan pemberi kekuatan di dalam kelemahan. Dialah sumber cinta, belas kasih, simpati, dan pengampunan. Suara ibu adalah suara yang paling sering didengar anak. Suara keras atau lembut ibu akan diikuti anak setiap waktu. Bapak dan ibu perlu menjaga percakapannya supaya anak terbiasa mendengarkan dan mudah meniru yang baik-baik nantinya. Ibu pun harus tenang. Jika ibu sering cemas, sedih, ketakutan, dan marah, maka anak yang sakit bisa menjadi rewel, selalu gelisah, dan sukar menyesuaikan diri. Seorang anak yang kehilangan ibunya berarti kehilangan jiwa sejati yang memberi berkat dan menjaganya tanpa henti (http://www.sinarharapan.co.id).
Ibu penting sekali dalam mengenal masalah kesehatan anaknya yaitu mampu mengambil keputusan dalam kesehatan, ikut merawat anggota keluarga, khususnya anak-anak mereka. Jika ada anak yang sakit ibu bisa dipastikan akan mengalami kecemasan yang berbeda sesuai dengan koping mereka masing-masing (http://www.sinarharapan.co.id).
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulanganya kembali ke rumah. Selama prose tersebut, anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penalitian ditunjukkkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan stres (Supartini, 2004). Kecemasan adalah emosi dan pengalaman subyektif individu. Kecemasan adalah energi yang tidak dapat diamati secara langsung. Perawat mendapatkan pasien dalam kondisi cemas bedasarkan tingkah laku tertentu yang perlu divalidasi kepada klien. Kecemasan merupakan emosi tanpa obyek spesifik. Kecemasan dicetuskan oleh sesuatu yang tidak diketahui dan terhadap pengalaman yang baru (Stuart & Sundeen, 1998).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih takut, dan rasa bersalah. Perasaan tersebut dapat timbul karena menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak nyaman dan tidak aman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan sesuatu yang dirasakan menyakitkan. Tidak hanya anak, orang tua juga mengalami hal yang sama. Terutama pada mereka yang baru pertama kali mengalami perawatan anak di rumah sakit, dan orang tua yang kurang mendapat dukungan emosi dan sosial dari keluarga, kerabat, bahkan petugas kesehatan akan menunjukkan perasaan cemasnya (Supartini, 2004).
Kecemasan dapat terjadi pada siapa saja. Seperti ibu yang anaknya pertama kali menjalani rawat inap di rumah sakit, maka ia akan mengalami kekhawatiran terhadap kondisi anaknya. Tingkat kecemasan dibagi menjadi beberapa tingkat mulai dari normal, ringan, sedang sampai berat. Walaupun merasa cemas terhadap anak adalah sesuatu yang wajar. Tetapi, perasaan cemas tanpa disertai tindakan, tidak akan memberikan manfaat apapun. Kecemasan tidak dapat memecahkan persoalan. Oleh karena itu, ibu yang anaknya dirawat di rumah sakit jangan sampai merasa cemas, cobalah untuk tidak merasa cemas kalau memang tidak perlu.



Alihkan kecemasan tersebut dengan cara melakukan sesuatu yang bernilai positif (http://www.sinarharapan.co.id ).
Setelah penulis mengadakan studi pendahuluan pada bulan November 2008 di ruang anak Rumah Sakit Panti Nirmala berupa wawancara pada Ibu pasien, 1 orang (25 %) tidak cemaas dan 3 orang (75 %) mengatakan cemas dengan kondisi anaknya dan merasa khawatir akan hal-hal yang tidak diinginkan pada anaknya misalnya: ibu cemas anaknya tidak sembuh-sembuh, anaknya akan semakin parah, dan lain-lain. Sebagai salah satu anggota tim kesehatan, perawat memegang posisi kunci untuk membantu orang tua menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan perawatan anaknya di rumah sakit karena perawat berada di samping pasien selama 24 jam. Untuk itu berkaitan dengan upaya mengatasi masalah yang timbul baik pada anak maupun orang tua selama anaknya dalam perawatan di rumah sakit, fokus intervensi keperawatan adalah meminimalkan stressor, memaksimalkan manfaat hospitalisasi, memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga, dan mempersiapkan anak sebelum dirawat di rumah sakit. (Supartini, 2004).
Bedasarkan fenomena yang ada penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai “Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Ibu Yang Anaknya Menjalani Perawatan (hospitalisasi) Di Ruang Anak Santa Theresia Rumah Sakit Panti Nirmala Malang”.



2.1 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini sabagai berikut : “Bagaimanakah gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan (hospitalisasi) di ruang anak Santa Theresia Rumah Sakit Panti Nirmala Malang?”


1.2 TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan (hospitalisasi) di ruang anak Santa Theresia Rumah Sakit Panti Nirmala Malang.

1.3 MANFAAT PENELITIAN
1.3.1 Bagi Responden
Sebagai bahan informasi mengenai gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan di ruang anak.
1.3.2 Bagi Institusi Politeknik Kesehatan Depkes Malang
Memberikan masukan bagi pengembangan pengetahuan mahasiswa keperawatan Malang tentang gambara tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan di ruang anak.
1.3.3 Bagi Masyarakat / Keluarga Responden
Sebagai bahan informasi agar dapat mengerti tentang tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan di ruang anak.

1.3.4 Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut.


Link download artikel lengkap ini
38.gambaran tingkat kecemasan ibu yang anaknya menjalani perawatan (hospitalisasi) di ruang anak

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...