KTI-SKRIPSI: 43.Sikap Ibu Hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

43.Sikap Ibu Hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi Baru Lahir masih jauh dari target yang harus di capai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan Millenium. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003 Angka Kematian Ibu di Indonesia menunjukkan 307/100.000 kelahiran hidup (KH) jauh di atas target angka kematian ibu untuk MDGs (Millenium Development Goals) yang ditetapkan WHO sebesar 102/100.000 KH. Sementara AKBBL di Indonesia mencapai 35/1.000 kelahiran hidup atau dua kali lebih besar dari target WHO sebesar 15/1.000 kelahiran hidup. Hal ini juga menunjukkan bahwa masalah pelayanan kesehatan khususnya persalinan yang memadai di Indonesia sangat kurang (Depkes, 2006; 1). Di Jawa Timur tahun 2004 angka kematian ibu 79/100.000 kh (LB KIA Kota/Kabupaten). Di Kabupaten Malang angka KH sebanyak 37.883, dengan kematian ibu sebanyak 30/100.000 kh dan angka kematian bayi (neonatal) sebanyak 160/1000 kh (LB3 KIA Puskesmas Singosari, 2006). Untuk wilayah Singosari angka kematian neonatal sebanyak 6 dari total kelahiran berjumlah 1363 bayi (LB3 KIA Puskesmas Singosari, 2007).

Permasalahan tersebut diatas masih menjadi perhatian dari berbagai kalangan karena tingginya angka kematian ibu merupakan salah satu determinan derajat kesehatan bagi negara. Fakor penyebab kematian maternal sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain: faktor reproduksi, komplikasi obstetric, pelayanan kesehatan dan status sosial ekonomi serta budaya masyarakat (Walujani A, 2001 & Prawiroharjo, 2002). Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kematian ibu maupun bayi tersebut adalah faktor pelayanan yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketrampilan tenaga penolong pertama pada persalinan tersebut.
Dilaporkan bahwa sekitar 50% persalinan di Indonesia ditangani oleh bidan dan 5% ditangani oleh dokter, 13% ditolong oleh tenaga kesehatan yang lain, sedangkan 32% masih ditangani oleh dukun (Depkes, 2007). Saat ini pemerintah telah menyediakan sarana kesehatan beserta tenaga kesehatan dan fasilitas pendukungnya. Namun demikian sekitar 70% kasus komplikasi pada ibu hamil tidak mendapatkan penanganan yang memadai. Hanya sekitar 30% dari kasus komplikasi pada ibu hamil yang mendapatkan penanganan dari petugas kesehatan. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya adalah pengambilan keputusan dalam keluarga, pembiayaan dan citra kualitas pelayanan fasilitas kesehatan.
Upaya dalam menurunkan Angka kematian ibu telah dilakukan oleh pemerintah, salah satunya adalah program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan harapan meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan menurunkan kejadian komplikasi dan kematian ibu. Program ini mulai di sosialisasikan pada bulan April 2008 di wilayah kerja Puskesmas Singosari. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi dilaksanakan dengan tujuan mengetahui ibu bersalin, rencana persalinan, pendamping, rujukan, calon donor darah dan pembiayaan persalinan. Secara aktif dan berpartisipasi bersama tenaga kesehatan dengan harapan dapat mempercepat angka kematian ibu dan bayi.
Dari hasil laporan PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) KIA tahun 2007 masih terdapat desa yang angka cakupannya di bawah terget yaitu desa Klampok dengan kunjungan ibu hamil 87,1% yang seharusnya target SPM 95% dan pertolongan oleh tenaga kesehatan 67,2% yang seharusnya target SPM (Standar Pelayanan Minimal) 88%. Meskipun Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi sudah disosialisasikan akan tetapi masih ada masyarakat terutama ibu hamil sebagai sasaran langsung belum sepenuhnya mengetahui pentingnya pelayanan antenatal dan cenderung belum mengerti tentang perencanaan persalinan ketenaga kesehatan. Hal ini disebabkan karena mereka masih seringnya masyarakat setempat menggunakan jasa dukun bayi karena alasan pelayanan yang diberikan lebih mudah mulai dari pemeriksaan kehamilan sampai masa nifas, disamping itu biaya yang dikeluarkan murah serta sikap masyarakat masih menyetujui persalinan oleh dukun bayi serta adanya kepercayaan budaya yang mendukung persalinan oleh dukun bayi.
Berdasarkan fenomena di atas peneliti ingin meneliti bagaimanakah sikap ibu hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah Sikap Ibu Hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisa gambaran sikap ibu hamil terhadap Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi sikap positif ibu hamil terhadap Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.
b. Mengidentifikasi sikap negatif ibu hamil terhadap Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Klampok Kecamatan Singosari Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Untuk Penulis
Penelitian diharapkan dapat menambah pengalaman dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat terutama ibu hamil baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap Progam P4K

1.4.2 Untuk Institusi Tempat Penelitian
Dapat memberikan masukan tentang gambaran sikap ibu hamil dalam menunjang pelaksanaan Program P4K dan sebagai bahan penyuluhan.
1.4.3 Untuk masyarakat
Diharapkan kunjungan ibu hamil dalam hal pemeriksaan dan persalinan ke tenaga kesehatan semakin meningkat.
1.4.4 Untuk Institusi Pendidikan Prodi Kebidanan Malang
Sebagai bahan dasar penelitian lebih lanjut.


Link download artikel lengkap ini
43.Sikap Ibu Hamil dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...