KTI-SKRIPSI: 33.gambaran pola menstruasi akseptor KB hormona

33.gambaran pola menstruasi akseptor KB hormona

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Program keluarga berencana di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1953 yang bertujuan untuk memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa, serta mengurangi angka kelahiran untuk meningkatkan taraf hidup rakyat dan bangsa (Rustam. Mochtar 1998 : 250 – 251).

Metode KB yang dapat digunakan ada beberapa cara yaitu metode sederhana yang terdiri dari kondom, spermiside, coitus interuptus dan pantang berkala. Metode efektif terdiri dari KB hormonal, mekanis dan metode KB darurat. Semua jenis metode tersebut memiliki keuntungan dan kerugian (Manuaba 1998 : 438). Yang termasuk jenis KB hormonal adalah pil oral kombinasi, suntikan dan susuk/implant (Manuaba. 2001 : 723 – 724)
Metode KB efektif makin diterima dunia sehingga perlu dilakukan evaluasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Dalam prakteknya metode KB efektif yang sering digunakan adalah metode KB hormonal (Manuaba 2001 : 723). Data mengenai KB hormonal yang terdiri dari pil, susuk/implant. Suntik dari berbagai sumber masih menempati urutan terbesar dalam penggunaannya sebesar 55 %. Cara pemakaian KB hormonal tergantung dari jenis yang digunakan seperti pil KB harus diminum setiap hari. Injeksi diberikan setiap 1 bulan atau 3 bulan sekali, susuk/implant diletakkan di bawah kulit lengan dan bisa digunakan sampai bertahun-tahun. (August Burns. 2000 : 299).
Cara KB hormonal memiliki efek samping yang biasanya muncul pada beberapa bulan pertama pemakaian, yang berupa mual, pusing, payudara bengkak dan perubahan datang bulan/pola menstruasi (August Burns, 2000 : 292 – 301).
Berubahnya pola menstruasi terjadi pada cara KB hormonal pil, implant/susuk dan suntik. Penggunaan KB tersebut bisa menyebabkan berkurangnya pendarahan. Pendarahan yang lebih banyak, datang bulan menjadi jarang atau bahkan berhenti. (Manuaba, 1998 : 442).
Bervariasinya pola menstruasi akan memberikan dampak dan respon yang berbeda pula pada akseptor seperti amenorhea atau tidak adanya perdarahan yang akan menimbulkan kekhawatiran, takut dirinya akan hamil lagi sehingga seorang wanita akan selalu merasa cemas dengan keadaan ini, maka tes kehamilan akan berguna untuk menghilangkan kecemasannya (Mochtar, Rustam. 1998 : 280). Spotting atau bercak darah atau pendarahan yang tidak teratur juga sering terjadi pada penggunaan KB hormonal yang akan menyebabkan seorang wanita merasa tidak normal atau memiliki penyakit. Maka konsultasi dengan petugas kesehatan khususnya yang menangani masalah KB adalah solusi yang tepat untuk menghilangkan kekhawatiran (August, Burns. 2000 : 309). Perdarahan di tengah siklus bulanan atau perdarahan lebih banyak dan lama juga sering terjadi atau dijumpai pada bulan-bulan pertama pemakaian KB hormonal. (August, Burns. 2000 : 292 – 301).
Berubahnya pola menstruasi pada KB hormonal disebabkan karena rendahnya dosis estrogen, kelebihan hormon progesteron atau dosis progestin yang besar, dapat juga disebabkan karena kekurangan hormon progesteron sehingga terjadi perdarahan yangtidak teratur, spotting, amenorhea dan perdarahan di tengah siklus bulanan (Mansjoer Arif dkk. 2001 : 360)
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Jamintoro Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember dari 10 akseptor yang menggunakan pil 30 %, KB suntik 50 %, implant 10 %, lain-lain 10 %. Dari penggunaan KB hormonal sekitar 75% mengalami perubahan pola menstruasi.
Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran pola menstruasi akseptor KB hormonal di Desa Jamintoro Krajan I Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana gembaran pola menstruasi akseptor KB hormonal di Desa Jamintoro Krajan I Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Memperoleh gambaran pola menstruasi akseptor KB hormonal di Desa Jamintoro Krajan I Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mengidentifikasi gambaran pola menstruasi akseptor KB suntik
1.3.2.2 Mengidentifikasi gambaran pola menstruasi akseptor KB pil
1.3.2.3 Mengidentifikasi gambaran pola menstruasi akseptor KB susuk / implant
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman bagi peneliti dan dapat meningkatkan pemahaman peneliti tentang pola menstruasi akseptor KB hormonal
1.4.2 Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan data dasar / awal bagi penelitian selanjutnya.
1.4.3 Bagi akseptor
Dapat menambah pengetahuan akseptor tentang KB hormonal dan efek samping yang ditimbulkan khususnya yang berupa gangguan pola menstruasi.
1.4.4 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan, khususnya yang menangani masalah KB untuk lebih memperhatikan efek samping yang ditimbulkan, sehingga dapat memberikan konseling pada akseptor.


Link download artikel lengkap ini
33.gambaran pola menstruasi akseptor KB hormonal

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...